Minggu, 25 Maret 2012

Kandungan Urine


ALAT DAN BAHAN :
  • Tabung reaksi   
  • Rak tabung reaksi
  • Penjepit tabung reaksi
  • Pembakar spiritus
  • Korek api  
  • Urine                                                                                   
  • Reagen biuret          
  • Larutan perak nitrat (AgNO3) 5%
  • Reagen fehling A dan Fehling B

        
Ekskresi
B. Landasan Teori
1. Urin
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
2. Komposisi
              Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk  . mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Urine itu kan dinamai seperti itu karena komposisi utamanya adalah urea, CO(NH2)2. Pemanasan larutan urea tujuannya untuk mempercepat hidrolisis urea.
Pada suhu kamar, urea juga dapat terhidrolisis tapi lambat. Jadi kamar mandi butuh beberapa waktu tidak disiram dulu baru berbau amonia.
CO(NH2)2(aq) + H2O(l) -> CO2(g) + 2NH3(g)
Hidrolisis artinya penguraian oleh air. Pada kebanyakan reaksi, air juga ikut bereaksi. Pemanasan hanya mempercepat reaksi di atas. Urin yang tidak dipanaskan juga urea bisa terurai sendiri menjadi amonia yang berbau pesing.
3. Fungsi
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat
     yang steril.  Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat.
Terapi urin Amaroli adalah salah satu usaha pengobatan tradisional India, Ayurveda.




Kegiatan 1. Mengenal bau ammonia dari urine
1.      Masukan sekitar 1 ml urine ke dalam tabung reksi  
2.      Panaskan dengan lampu spiritus
Hasil pengamatan : 
·         uji ammonia, urine 1 ml dipanaskan. Tujuan dari pemanasan ini adalah mempercepat proses hidrolisis sehingga urine tersebut akan mengeluarkan bau pesing atau bau ammonia.  
·         Untuk menilai bau urin dipakai urin segar, yang perlu diperhatikan adalah bau yang abnormal. Bau urin normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau yang berlainan dapat disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obat-obatan seperti mentol, bau buah-buahan seperti pada ketonuria. Bau amoniak disebabkan perombakan ureum oleh bakteri dan biasanya terjadi pada urin yang dibiarkan tanpa pengawet. Adanya urin yang berbau busuk dari semula dapat berasal dari perombakan protein dalam saluran kemih umpamanya pada karsinoma saluran kemih.

Kegiatan II. Mengetahui kadungan klor dalam urine
1.      Masukan sekitar 2 ml urine ke dalam tabung reaksi
2.      Tambahkan 5 tetes AgNO3 5 %  
Hasil pengamatan  :
·         Setelah  di masukan sekitar 2 ml urine ke dalam tabung reaksi kemudian Tambahkan 5 tetes AgNO3 5 % masing-masing diasamkan dengan asam nitrat encer kemudian ditambahkan dengan beberapa tetes larutan perak nitrat hingga terlihat terbentuk endapan berwarna putih. Setelah penambahan beberapa reagen tersebut warna urine berubah. Urine yang sebelumnya berwarna kuning bening berubah menjadi kuning keruh dan terdapat endapan putih  pekat. Hasil pengamatan yang menunjukkan adanya endapan tersebut membuktikan bahwa kinerja organ hati dari kedua orang tersebut ( orang yang diambil sampel urinnya) normal sehingga proses netralisir yang dilakukan terhadap zat-zat tertentu dapat berlangsung sempurna. Klorida merupakan ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu electron untuk membentuk suatu anion.

·         terdapat endapan –endapan endapan tersebut merupakan hasil reaksi dari
NaCl        +    AgNO3                                 AgCl    + NaNO3 ,  
Chlorida  Ada endapan klorida  Chlorida yang terdapat dalam urine berasal dari makanan  yang  mengandung garam (NaCl).







Kegiatan III  Uji glukosa
1.      Masukan sekitar 2 ml urine ke dalam tabung reaksi
2.       Tambahkan masing – masing 5 tetes Fehling A dan Fehling B
3.      Panaskan di atas pembakar spiritus,
 Hasil pengamatan :
     Setelah  di tambahkan  masing – masing 5 tetes Fehling A dan Fehling B kemudian di panasi terjadi perubahan warna yaitu urine berubah warna menjadi hijau tua hal itu menandakan dalam urine tersebut tidak mengandung glukosa (normal), Pada orang normal tidak didapati glukosa dalam urin. Glukosuria dapat terjadi karena peningkatan kadar glukosa dalam darah yang melebihi kepasitas maksimum tubulus untuk mereabsorpsi glukosa seperti pada diabetes mellitus, tirotoksikosis, sindroma Cushing, phaeochromocytoma, peningkatan tekanan intrakranial atau karena ambang rangsang ginjal yang menurun seperti pada renal glukosuria.  kadar glukosa dalam urine berdasarkan perubahan warnaya :     

1. Hijau : Kadar glukosa 1 %
2. Merah : Kadar glukosa 1,5%
3. Oranye : Kadar glukosa 2%
4. Kuning : kadar glukosa 5%

Kegiatan IV. Uji protein
1.      Masukan sekitar 2 ml urine ke dalam tabung reaksi
2.      Tambahkan masing-masing 5 tetes NaOH 10 % DAN CuSO4 1 %,Kocok,terjadi perubahan  warna
Hasil pengamatan :  
1.       Setelah di Masukan sekitar 2 ml urine ke dalam tabung reaksi dan di tambahkan  masing-masing 5 tetes NaOH 10 % DAN CuSO4 1 %,Kocok  terjadi perubahan warna
Hijau muda.Hal ini menandakan bahwa urine yang di uji tidak mengandung protein  
Dari hasil kegiatan yang anda lakukan di atas  dapat :
  Kesimpulan :
Urin atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Urine pada percobaan di atas memiliki kandungan glukosa kurang dari 1% yaitu 0,3% (Warna Biru Tua) dan ketika urin dipanaskan terdapat butiran halus dan sedikit

mengkeruh. Serta terjadi hidrolisis pada urine yang dapat menyebabkan bau pesing atau bau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
A.    Kandungan urine  
a.       Air
b. Zat warna empedu
c. Vitamin dan mineral
d. Garam (NaCl)
e Urea, amonia, dan lain-lain

b.      Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb
 
Volume urin normal per hari adalah 900 – 1200 ml, volume tersebut dipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum, hormon ADH, dan emosi.
Volume urin                                                                                                                                     
                  sekali faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah tropik volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml untuk orang dewasa. Bila didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuri.

                Poliuri ini mungkin terjadi pada keadaan fisiologik seperti pemasukan cairan yang berlebihan, nervositas, minuman yang mempunyai efek diuretika. Selain itu poliuri dapat pula disebabkan oleh perubahan patologik seperti diabetes mellitus, diabetes insipidus, hipertensi, pengeluaran cairan dari edema. Bila volume urin selama 24 jam 300--750 ml maka keadaan ini dikatakan oliguri.

                Keadaan ini mungkin didapat pada diarrhea, muntah -muntah, deman edema, nefritis menahun. Anuri adalah suatu keadaan dimana jumlah urin selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin dijumpai pada shock dan kegagalan ginjal. Jumlah urin siang 12 jam dalam keadaan normal 2 sampai 4 kali lebih banyak dari urin malam 12 jam. Bila perbandingan tersebut terbalik disebut nokturia, seperti didapat pada diabetes mellitus
.
B.     Kelainan yang dapat di ketahui dari hasil pemiriksaan urine  
           Dari urin kita dapat mengetahui berbagai penyakit melalui perubahan warnanya.
                                                   
1.      Kuning jernih
                       Urin berwarna kuning jernih merupakan pertanda bahwa tubuh anda sehat. Urin   ini tidak berbau. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengontaminasi urin dan mengubah zat dalam urin sehingga menimbulkan bau yang khas.
2.      Kuning tua atau pekat
Warna ini disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan cairan. Namun, bila terjadi terus, merupakan tahap awal penyakit liver.
3.      Kemerahan
Ini berarti urin mengandung darah. Kondisi ini bisa menandakan gangguan batu ginjal dan kandung kemih. Namun, bisa juga karena mengkonsumsi obat pencahar secara berlebihan.
4.      Kecoklatan
Pertanda terjadi kerusakan otot, akibat aktivitas tubuh yang berlebihan.
5.      Oranye
Mengindikasikan penyakit hepatitis atau malaria. Pyridium, antibiotic yang biasa digunakan untuk infeksi kandung kemih dan saluran kencing juga dapat mengubah warna urin menjadi oranye.
Di samping itu diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Hal yang dilakukan untuk menguji apakah seseorang menderita diabetes adalah dengan melakukan uji glukosa pada urin orang tersebut. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Selain melalui warna kita dapat mendeteksi penyakit melalui bau urin. Misalnya pada penderita diabetes dan busung lapar, urin cenderung berbau manis, sementara jika seseorang mengalami infeksi bakteri E. coli, urinnya cenderung berbau menyengat.
 Ciri-ciri warna air seni yang tidak sehat yaitu:
1. Merah muda, merah atau kecoklatan, hal ini karena terdapat darah dalam air seni yang diakibatkan infeksi, peradangan atau suatu pertumbuhan pada saluran kemih, serta bahan pewarna makanan juga bisa menyebabkan warna air seni lebih pekat dari biasanya.
2. Kuning gelap atau oranye, hal ini disebbakan jika kekurangan air minum dan kekurangan cairan karena diare, muntah atau banyak keringat.
3. Coklat bening dan gelap, hal ini terjadi karena penyakit kuning akibat gangguan pada hati atau empedu (Hepatitis).
4. Hijau atau biru, disebabkan sebagian besar akibat bahan pewarna makanan atau obat yang dikonsumsi, tetapi jika konsumsi terhadap makanan atu obat tersebut dikurangi, maka warna urine bisa kembali normal
.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

sgt bermanfaat :-) trims byk

Labels